JAGA APINYA
- danielpribadi
- Jan 9, 2015
- 3 min read
Api yang di atas mezbah itu harus dijaga supaya terus menyala, jangan dibiarkan padam. Tiap-tiap pagi imam harus menaruh kayu di atas mezbah, mengatur korban bakaran di atasnya dan membakar segala lemak korban keselamatan di sana. ( Imamat 6 : 12 )
Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit dan menerangi bagian luar Kemah Pertemuan, beberapa orang Imam nampak hilir mudik sibuk mempersiapkan korban untuk dibawa ke atas mezbah dan juga membawa beberapa kayu lalu menumpuk kayu-kayu pilihan itu di atas mezbah bakaran. Tidak lama kemudian, bara api yang merah pun mulai membakar sedikit-demi sedikit kayu-kayu itu. Imam itu kemudian mengatur juga di atasnya potongan-potongan daging dari korban, sehingga asap dari lemak yang wangi membumbung tinggi ke atas, ke hadapan Tuhan. Ini sebuah perintah Tuhan kepada para imam di dalam masa Perjanjian Lama. Apakah ini masih berlaku untuk kita kerjakan pada masa anugerah ini ? TETAP! Karena Alkitab tidak pernah lekang oleh waktu. Namun dalam cara yang berbeda. Tidak lagi dengan korban bakaran dari binatang, tidak juga membakarnya di atas mezbah secara harafiah. PARA IMAM MASA KINI Seorang imam tidak dipilih sembarangan. Ia tidak diangkat dari suku-suku Israel secara acak. Hanya dari suku Lewi saja yang diperkenankan melayani bagian dalam Kemah Pertemuan. Tetapi tugas keimaman telah ditiadakan sejak Bait Suci diruntuhkan pada tahun 70 M. Tetapi keimaman tetap ada sebagai penghubung antara manusia dengan Allah di dalam doa, dan kitalah yang sekarang melanjutkan tugas itu. Ya, Anda dan saya adalah para imam itu yang sekarang harus berdiri di hadapan Tuhan. Anda dan saya tidak dipilih, diselamatkan, disucikan, dan dikuduskan tanpa tujuan apapun ketika Tuhan melakukannya. Tuhan telah menunjuk kita, dan jadikan itu sebuah kehormatan untuk menjadi seorang perantara. “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: (I Petrus 2:9)” API DAN KORBAN BAKARAN Tuhan menyukai korban bakaran dan bau wangi asap dari lemak yang hangus terbakar. Dan inilah yang menyenangkan hati Tuhan. Ketika korban bakaran ini terus dipersembahkan, maka Allah terus hadir di antara bangsa Israel. Oleh karena itulah, para imam mengerjakan hal ini, dua kali sehari, yaitu pada saat pagi-pagi sekali dan petang hari, setiap hari selama tujuh hari. Untuk masa anugerah, api berbicara tentang doa dan pujian penyembahan yang harus terus dinyalakan. Doa membakar segala sesuatu di dalam hidup kita, menjadikan kita semakin murni seperti emas dan teruji, terlebih doa membuat kita semakin dekat kepada Bapa di surga. Jagalah api doa Anda. Bakarlah setiap hari. Bakarlah dengan tingkah laku hidup Anda yang baik setiap saat, agar hati Tuhan senang dan membuat Anda di hadapanNya. Naikkan pujian dan penyembahan setiap hari sebagai korban bakaran yang sedap harum ke hadapan Tuhan. Allah menyenangi semua itu. Allah menyukai doa yang disertai pujian dan penyembahan, dan lebih dari semua itu, Tuhan menyukai kehidupan yang taat, kudus dan tidak bercela. “Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan. (1 Sam 15:22; Yer 7:21-23) Ketika mempersembahkan korban bakaran ini, seorang imam tidak boleh berada di dalam dosa dan kesalahannya sendiri, sebab akan membuat korban bakaran tidak berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, jagalah kekudusan di dalam hidup kita senantiasa. Jagalah hidup kita dari segala kecemaran dunia. Menjaganya berarti memisahkan diri dari dunia ini agar tetap berada di dalam setiap perintah dan rancangan Tuhan Mari, kembalilah pada panggilan kita sebagai imam-imam Tuhan Yang Mahatinggi dan Mahakuasa. Nyalakan kembali api doa Anda, pujian dan penyembahan, dan jangan biarkan itu padam lagi. Doa kita sebagai para imam dapat membawa perubahan bagi bangsa ini. Doa kita sebagai para imam, dapat membuat kegerakan penuh kemuliaan Tuhan atas gereja Tuhan.#
Penulis : Yan Putra
Comments